Ada satu
pertanyaan yang mungkin beredar di sekitar kita : Bagaimanakah peradaban masa
lalu ? Apakah peradaban di masa lalu terlalu primitif dan tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan peradaban sekarang yang begitu maju teknologinya ?
Atau ...
jangan-jangan peradaban dulu jauh lebih maju? kemudian mundur dan kemudian umat
manusia secara perlahan-lahan membangun kembali peradaban yang hancur tersebut
!
Seperti kita tahu, begitu banyak peninggalan sejarah yang begitu banyak
meninggalkan misteri karena begitu menakjubkannya.
Sebagai contoh : Piramida di Mesir, Candi Boroboudur, Bangunan Suku Maya di
Amerika Selatan, Kota Atlantik, Mesjid Sulaiman di Palestina dll. Semua
peninggalan tersebut merupakan saksi bahwa perdaban di zaman dulu begitu
majunya sehingga menghasilkan bangunan yang demikian hebat.
Tidak hanya itu saja, dalam bukunya “A New Kind of Science”, Stephen Wolvram
menunjukkan bahwa setiap hiasan yang terdapat pada bangunan-bangunan tersebut
memiliki pola-pola tertentu yang ternyata merupakan konsep yang sangat fundamental
dalam sains, yaitu cellular automata.
Menarik sekali kalau kita memikirkan cerita tentang Nabi Sulaiman di dalam
Al-Qur’an. Terdapat beberapa teknologi luar biasa yang sudah pernah dicapai
dalam masa Nabi Sulaiman :
a. Teknologi Teleportasi (pemindahan barang jarak jauh)
Quote:
Pada ayat
38 s/d 40 di surat Al-Naml, disebutkan :
38. “Berkata Sulaiman : “Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu
sekalian yang sanggup membawa singgasananya (ratu bilqis) kepadaku sebelum
mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri.”
39. “Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin :” Aku akan datang
kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu ; sesungguhnya aku
benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”
40. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari buku-buku : “Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana tersebut itu terletak di hadapannya, iapun
berkata :” Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur
atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan baransiapa yang ingkar, maka
sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia.”
|
Mari kita
analisa ketiga ayat tersebut. Pada ayat ke 38 Nabi Sulaiman membuat pengumuman
kepada para pejabat-pejabat ketika itu, apakah ada diantara para pejabatnya
yang dapat memindahkan Singgasana Ratu Bilqis yang akan datang ke tempat Nabi
Sulaiman sebelum ratu tersebut datang ke tempat Nabi Sulaiman.
Kemudian yang pertama menanggapi tender tersebut adalah seorang/seekor jin yang
paling jenius diantara para jin ketika itu dan beliau berjanji dapat
memindahkan singgasana tersebut dalam durasi waktu antara Nabi Sulaiman duduk
dan sesaat ketika beliau bangun dari tempat duduknya.
Pada ayat ke 40, terdapat seorang yang berilmu yang hidup diantara buku-buku,
yang berkata beliau dapat memindahakan singgasana tersebut dengan durasi waktu
hanya antara kedipan mata.
Dan yang perlu dicatat, bahwa yang dipindahkan adalah benar-benar barang,
bukannya bayangan/audio visual seperti telepon atau gambar televisi pada masa
sekarang. Bayangkan kehebatannya...
Bagaimana dengan keadaan kita sekarang ? Kemajuan teknologi yang kita hadapi
sekarang, manusia baru mampu menghadirkan sebatas bayangan/sinyal/gelombang
audio visual yang merupakan terjemahan dari informasi. Jika ada siaran langsung
olah raga diluar negeri, kita baru dapat menyaksikannya secara langsung dari
TV, Internet & radio, belum lebih dari itu.
b. Kemampuan Terbang dan Piring Terbang
Salah satu keistimewaan Nabi Sulaiman AS adalah bisa menguasai angin untuk
perjalanan alias terbang.
Seperti petunjuk dalam Al Qur’an:
"Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu
pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan
perjalanan sebulan (pula)". (Surat As Saba’ : 34)
Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke
mana saja yang dikehendakinya. QS Shaad (38:36).
Tentu kita akan bertanya, dengan apa Nabi Sulaiman terbang?
Berdasar hasil logis perhitungan tersebut dapat diduga bahwa ada suatu wahana
yang diciptakan oleh anak buah Nabi Sulaiman yang terdiri dari jin dan syetan.
Wahana tersebut bisa saja berupa pesawat terbang canggih karena pada jaman itu
teknologi sudah sangat maju.
Disebutkan dalam Al Qur’an Al Anbiyaa’ (21: 81-82):
81. Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang
tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah
memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.
82. Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan
yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain
daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu.
Kemudian pada ayat lain dijelaskan:
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung
yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam
dan periuk yang tetap (berada di atas tungku/sumbu). Bekerjalah hai keluarga
Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang
berterima kasih.
QS Saba’ (34:13)
Kata "piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap
(berada di atas tungku/sumbu)", ini bisa diartikan luas, bisa berarti pada
masa itu telah diciptakan kendaraan berbentuk piring dengan sumbu atau api
dibawahnya (sebagai penggeraknya).
Menghitung Kecepatan Terbang Nabi Sulaiman
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya (Bagaimana Nabi Sulaiman Terbang)
bahwa Nabi Sulaiman alaihissalam mempunyai kemampuan terbang yang kecepatannya
diterangkan dalam Al Qur'an surat Saba' (34:12).
Quote:
Dengan
demikian untuk menghitung jarak perjalanan darat selama dua bulan lebih
sesuai berdasarkan kecepatan kuda. Rata-rata kecepatan kuda berlari sedang
untuk perjalanan jauh yaitu 40 MPH (64,37 km/jam).
Seperti disebutkan pada QS Shaad ayat 31 di atas, bahwa kuda mampu berlari
dalam perjalanan sejak pagi sampai sore dan lebih cepat pada sore hari.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menempuh perjalanan, kuda
kadang berjalan kadang berlari. Untuk memperoleh perkiraan dapat dirata-rata
antara kuda berjalan dengan kuda berlari sedang. Dari data yang ada kecepatan
kuda berjalan yaitu 4 MPH. Dengan demikian kecepatan rata-rata kuda untuk
perjalanan yaitu:
(4 + 40)/2 = 22 MPH atau 35,4 km/jam.
Apabila dalam sehari perjalanan sejak pagi sampai sore adalah 12 jam maka
jarak yang ditempuh selama satu hari dengan kuda yaitu:
12 X 22 MPH = 264 Mile/day atau 424,87 km/hari
Jarak yang ditempuh selama dua bulan atau 60 hari dapat dihitung:
264 X 60 = 15.840 Mile atau 25.492 km
Bila waktu dihitung sejak pagi sampai sore adalah 12 jam maka kecepatan
terbang Nabi Sulaiman yaitu jarak yang ditempuh kuda selama dua bulan dibagi
dengan waktu tempuh Nabi Sulaiman terbang sejak pagi sampai sore:
25.492/12 = 2.124,33 km/jam
Kecepatan tersebut hampir sama dengan dua kali kecepatan suara, sebagai
perbandingan pesawat jet mampu terbang 3.000 km/jam atau tiga kali kecepatan
suara. Sungguh luar biasa karunia Allah yang diberikan kepada Nabi Sulaiman.
|
ADS HERE !!!